IAHNTPnews,- Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dharma Acarya Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (IAHN-TP) Palangka Raya menggelar kegiatan Seminar Mahasiswa Hindu Kalimantan Tengah dengan mengusung tema “Mahasiswa dalam Menjaga Warisan Budaya di Tengah Tantangan Global” bertempat di Aula Serbaguna IAHN-TP Palangka Raya, Senin (24/06/2024)
Gubernur BEM Fakultas Dharma Acarya Alki Saputra memberikan laporan terkait pelaksanaan kegiatan ini. Alki menyampaikan bahwa kegiatan ini upaya untuk menjaga warisan budaya dan mengahadapi globalisasi saat ini serta menyadarkan mahasiswa bukan hanya menjaga tetapi juga bagaimana tanggung jawab sebagai generasi pemuda untuk merawat budaya Kalimantan Tengah.
“Warisan budaya itu dijaga karena identitas budaya itu dari Agama karena budaya itu turun temurun untuk para pemuda terutama di Kalimantan Tengah,tanggung jawab untuk menjaga warisan budaya kita pikul bersama terutama untuk pemuda/mahasiswa karena arus globalisasi itu sangat deras sekali baik dari teknologi, gaya hidup, cara pakaian yang dulu dan sekarang sangat berubah pesat maka dari itu sebagai pemuda kita harus menjaga dan merawat budaya kita khususnya di Kalimantan Tengah,” jelasnya.
Dr. I Nyoman Sidi Astawa Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan Fakultas Dharma Acarya dalam sambutannya menyampaikan seminar yang dilakukan BEM setiap tahun suatu momen tidak lepas dari masyarakat, akademis baik dosen atau mahasiswa tempat untuk melakukan pembelajaran atau tugas dari Fakultas untuk melakukan seminar mahasiswa Hindu yang dikoordinir oleh BEM serta berharap untuk mahasiswa mengikuti kegiatan ini dengan benar supaya bisa melestarikan budaya khususnya budaya Kalimantan Tengah.
“Tema ini sangat tepat sekali karena orang yang memegang kendali dari budaya kita adalah kita sendiri karena terkadang tidak kita sadari ada beberapa orang yang tidak memahami budaya sendiri memasang simbol budaya contohnya saja ada seorang artis membuat tato di pugungnya diprotes oleh umat Buddha karena di pasang di punggungnya akibat tidak memahami budaya sehingga kita patut untuk melestarikan budaya khususnya budaya dayak, budaya itu ada Barat ada Timur yang Timur itu tradisonal dan barat itu barat kebaratan apabila kita tidak menyadari maka akan meninggalkan budaya oleh sebab itu bukan menolak adanya globalisasi kita manfaatkan bagaimana mengangkat budaya dan melestarikan budaya kita menjadi masyarakat yang tidak tercabut dari akar rumbut kita sendiri,” ucapnya.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Budi Purnomo, SH., M.Si menyampaikan bahwa seminar kali ini sangat baik dan bagus karena menyangkut budaya mencangkup adat istiadat agama bahkan politik maka keberadaan generasi muda Hindu sangat penting dalam memperjuangkan budaya dari kakek dan nenek.
“Setiap bahasa itu beda setiap suku itu juga beda bahkan menyebut nama Tuhan pun beda tetapi kita tetap satu juga oleh sebab itu anak-anak jangan minder ketika kita memperkenalkan budaya kita sendiri jangan malu ketika keluar daerah maka harus bangga dengan budaya kita maka dengan adanya generasi muda Hindu khususnya memperjuangkan budaya Kakek dan Nenek kita membangun cita-cita bersama,kampus kita kampus budaya religi cikal bakal kita untuk mampu mewujudkan seorang mahasiswa yang tidak meninggalkan budaya harapan supaya generasi hindu tidak ketinggalan dengan budaya yang lain tradisi budaya meangkat budaya kita sendiri kalau bisa penelitian meangkat budaya Kaharingan”, ucapnya.
Diakhir sambutannya Budi Purnomo menyampaikan beberapa point yaitu:
1. Memasukan nilai-nilai KMHDI dengan Ideologi Pancasila
2. Menjamin regenerasi untuk kelangsungan KMHDI
3. Meningkatkan kualitas generasi mahasiswa agama Hindu.
Pelatihan ini dihadiri sejumlah 200 orang mahasiswa dengan menghadiri Narasumber I Wayan Darmawan Ketua Umum Pimpinan Pusat KMHDI.
contributor:
Mahdina Rahmadani