IAHNTPnews,- Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya menggelar upacara Samawartana bertempat di Balai Basarah, pada hari Senin 23/10/2023.
Upacara dipimpin oleh Pinandita Dr. AA Gde Wiranata, S.Ag.,M.Ag dan disaksikan oleh Rektor IAHN TP Dr. Mujiyono, S.Ag.,M.Ag Para Wakil Rektor, Para Dekan, Direktur Pascasarjana Para Kaprodi serta unsur pimpinan lainnya.
Dalam sambutannya Rektor IAHN TP Palangka Raya menjelaskan makna Ritual Samawartana. “Upacara Samawartana adalah upacara mengakhiri masa Brahmachari atau masa menuntut Ilmu. Jika jaman modern kita mengenal istilah Wisuda. Dalam Hindu kita mengenal upacara Samawartana”, jelasnya.
Rektor juga mengatakan bahwa seperti ketika mengadakan pesta perpisahan sebagai tanda selesainya masa pendidikan, begitu pula sebagai tanda berakhirnya tahap pertama kehidupan yaitu Brahmachari Asrama menuju tahap selanjutnya; Ghrihasta Ashrama.
“Umat Hindu melaksanakan upacara ritual Samawartana, Upacara ini sebagai tanda selesainya masa pendidikan awal dan memasuki lapangan pekerjaan dan membangun keluarga”, imbuhnya.
Upacara Samawartana bertujuan untuk memberikan petunjuk dan tuntunan terakhir tentang pengendalian indria, berdana punia dan kesejahteraan umat manusia, memiliki sikap kedewataan yakni arif dan bijaksana.
Lebih lanjut Rektor mengatakan Upacara Samawartana dapat diartikan sebagai pensucian diri, mengembalikan diri setelah kita selesai dalam konteks pendidikan dan diharapkan mampu meningkatkan kesadaran jiwa.
“Jadi ilmu pengetahuan, wawasan yang sudah diberikan oleh dosen baik secara teori maupun empiris dengan Samawartana diharapkan dapat merasuk, menjiwai dalam diri kita sehingga kita menjadi Pintar Harati, sehingga dalam melalui kehidupan yang belum bahadat”, jelas Rektor.
Rektor juga menjelaskan makna sirawista yang digunakan dalam pelaksanaan ritual Samawartana.
Sirawista terbuat dari daun alang-alang yang di rangkai dan digabungkan dengan bunga tepat ditengah-tengah dan diikatkan dikepala.
Alang-alang merupakan rumput yang dianggap suci oleh umat Hindu, sehingga digunakan sebagai sarana pensucian jiwa dan raga serta sikap dalam kehidupan.
“Dengan kita memakai sirawista yang terbuat dari daun alang-alang yang mana terdapat kalpika ditengahnya bermakna agar kita terhindar, terbebaskan dari rintangan, halangan sehingga pensucian, kebaikan itu masuk dalam diri kita”, tambahnya.
Diakhir sambutannya Rektor kembali berpesan kepada para calon wisudawan untuk dapat terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Dalam proses belajar kedewaguruan (mahasiswa) menuntut ilmu jangan hanya puas sampai disini tetapi mari belajar untuk menuntut ilmu lebih tinggi, sehingga dapat mencari peluang-peluang yang lebih baik dan memajukan peradaban, Selamat bagi adik-adik dan nanti tanggal 26 Oktober akan wisuda, jaga kesehatan, jaga diri dengan baik”, tutup Rektor.
Penulis : Ni Made Sudharmi, SH
Editor : I Kadek Agus Yadnya, S.Fil.H.,M.Pd.H