IAHN-TP Palangka Raya Peringati HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia
Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya menggelar Upacara Bendera dalam rangka memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 tanggal 17 Agustus 2019. Bertempat di Lapangan Upacara IAHN-TP Palangka Raya Jl. G. Obos X, tepat pada pukul 06.30 WIB upacara ini mulai digelar. Diikuti oleh seluruh Pegawai, Dosen, Karyawan-Karyawati, Mahasiswa-Mahasiswi, dan juga Calon Mahasiswa Baru IAHN-TP Palangka Raya .

Bertindak sebagai Pembina Upacara, Rektor IAHN-TP Palangka Raya, (Prof. Drs. I Ketut Subagiasta, M.Si.,D.Phil), mengucapkan terimakasih atas semangat dan dedikasi yang telah ditunjukkan Civitas Akademika untuk mengikuti Upacara Bendera Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74.
Pada kesempatan tersebut Rektor membacakan Sambutan Gubernur Kalimantan Tengah dalam rangka memperingati HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Berikut isi sambutannya,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Salam Sejahtera Untuk Kita Sekalian.
Syalom.
Om Swastiastu.
Namo Buddhaya.
Salam Kebajikan.
Tabe Salamat Lingu Nalatai Salam Sujud Karendem Malempang.
Adil Ka’talino Bacuramin Ka’saruga, Ba’sengat Ka’jubata.
Sebagai umat yang beragama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kita dapat menikmati dan meneruskan cita-cita kemerdekaan yang diperjuangkan para pahlawan kusuma bangsa. Kita juga bersyukur dapat menghadiri Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2019 dalam suasana tertib, aman dan khidmat. Hari ini adalah hari yang istimewa bagi bangsa Indonesia. Pada hari ini kita memperingati Hari Ulang Tahun Ke-74 Kemerdekaan RI. Kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah meridhoi cita-cita kita menjadi bangsa yang merdeka, bangsa yang besar, bangsa yang bersatu di tengah keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika.
Peserta Upacara dan Hadirin sekalian yang Saya hormati. Berdasarkan data kependudukan yang ada, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada Tahun 2020-2030, dimana jumlah penduduk usia produktif (usia angkatan kerja 15 – 64 tahun ) mencapai 70%, sedangkan penduduk tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan 65 tahun ke atas) hanya 30% dari total penduduk.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional memprediksikan bahwa pada kurun waktu 2020-2030 itu, Indonesia akan memiliki 180 juta orang penduduk berusia produktif. Sedangkan usia tidak produktif sekitar 60 juta jiwa, dengan kata lain, 10 orang usia produktif hanya menanggung 2-4 orang usia tidak produktif. Dari keseluruhan penduduk usia produktif tersebut, lebih dari 50%nya diperkirakan adalah generasi millenials, yakni orang-orang yang lahir pada tahun 1980-2000. Mengacu pada data Bappenas, jumlah generasi millenials di Indonesia pada 2015 saja sudah mencapai 84 juta orang, atau sekitar 33% dari jumlah penduduk yang mencapai 255 juta orang. Jumlah ini juga sudah mencapai 50% dari penduduk usia produktif Indonesia. Jika tidak dipersiapkan dengan baik, bukan tidak mungkin membludaknya generasi millenials tersebut bisa menjadi beban demografi, bukan lagi bonus.
Berdasarkan data BPS Tahun 2018, dari total jumlah penduduk Kalimantan Tengah sebesar 2.605.274 jiwa, 69,01 % atau sebesar 1.798.040 jiwa adalah penduduk usia produktif, sedangkan penduduk tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan 65 tahun ke atas) hanya 30,99% dari total penduduk.

Bonus demografi (bonus dividend) adalah suatu keadaan dimana penduduk dalam usia produktif sangat besar jumlahnya dibandingkan dengan penduduk yang tidak produktif. Dalam ekonomi kependudukan, bonus demografi dimaknai sebagai keuntungan ekonomis yang disebabkan semakin besarnya jumlah tabungan dari penduduk produktif yang dapat dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Namun demikian harus dipahami bahwa bonus demografi bagaikan pedang bermata dua, bisa menjadi berkah, tapi juga bisa menjadi bencana, tergantung pada kesiapan dan strategi kita dalam menyikapinya. Apabila penduduk usia produktif yang besar tersebut tidak berkualitas dan tidak memiliki keunggulan kompetitif, maka yang akan terjadi adalah meningkatnya berbagai masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan dan tingkat kriminalitas tinggi yang akan menambah beban negara. Oleh karena itu, bonus demografi harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Ledakan penduduk usia kerja ini akan memberikan keuntungan ekonomi apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Penawaran tenaga kerja (labor supply) yang besar akan meningkatkan pendapatan perkapita jika mendapat kesempatan kerja yang produktif;
- Adanya peranan perempuan yang memungkinkan mereka memasuki pasar kerja dan membantu peningkatan pendapatan;
- Adanya tabungan (savings) masyarakat yang diinvestasikan secara produktif;
- Modal manusia (human capital) yang berkualitas melalui investasi sumber daya manusia (human capital investment) yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Untuk mewujudkan modal manusia yang berkualitas, investasi sumber daya manusia yang perlu kita lakukan adalah di bidang kesehatan dan pendidikan. Pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan tidak hanya mencakup kuantitas seperti jumlah klinik, puskesmas maupun Rumah Sakit, jumlah sekolah, maupun jumlah tenaga kesehatan dan guru-guru, akan tetapi yang lebih penting adalah kualitas pelayanan itu sendiri, kualitas tenaga kesehatan dan tenaga pendidik, kualitas sarana dan prasarananya serta faktor penunjang lainnya, termasuk aksesibilitasnya.

Peserta Upacara yang Saya Hormati. Bertolak dari kondisi nyata dan isu faktual yang akan kita hadapi kedepan, pada perayaan 74 Tahun Kemerdekaan RI kali ini, Pemerintah mengangkat tema “SDM Unggul Indonesia Maju”. Pada tema tersebut, terdapat 2 pokok pikiran yang saling berkaitan dan bersinergi yaitu “SDM Unggul” dan “Indonesia Maju”. Pertanyaan bagi kita adalah kualitas seperti apakah sebenarnya yang disebut SDM unggul? dan bagaimana wujud Indonesia Maju itu? Apabila diinventarisir, ada banyak definisi dan kriteria untuk mengidentifikasi apa yang dimaksud dengan SDM Unggul.
Untuk dapat maju, bersaing dan bertahan dalam era global yang kompetitif ini, saya menyimpulkan ada 2 parameter yang dapat dipakai untuk membedakan seseorang dapat dikatakan sebagai SDM Unggul yaitu : pertama, menyangkut karakter, dan kedua, menyangkut kemampuan atau kapasitas.
Karakter yang diharapkan ada pada diri seorang manusia unggul adalah : Dedikasi, Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun dan Ulet, yang memiliki kemampuan : Mengembangkan jejaring kerja (Net Work); Kerja sama (Team Work); Meningkatkan kualitas diri dan produk/hasil kerjanya.
Dalam pidatonya tanggal 14 Juli 2019 di Bogor, Presiden terpilih hasil Pemilu 2019 Bapak Joko Widodo menyampaikan Visi Indonesia bahwa “Indonesia Maju” adalah Indonesia yang tidak ada satu pun rakyatnya tertinggal untuk meraih cita-citanya. Indonesia yang demokratis, yang hasilnya dinikmati oleh seluruh rakyat. Indonesia yang setiap warga negaranya memiliki hak yang sama di depan hukum. Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kelas dunia, Indonesia yang mampu menjaga dan mengamankan bangsa dan negara dalam dunia yang semakin kompetitif. Indonesia yang maju tersebut tentu saja hanya dapat dicapai apabila kita berhasil mewujudkan SDM yang unggul dengan secara tepat memanfaatkan bonus demografi tersebut.
Peserta Upacara dan Hadirin sekalian yang Saya hormati. Di tengah-tengah upaya bangsa Indonesia mempersiapkan diri menghadapi bonus demogarfi, kita di Kalimantan Tengah justru masih dihadapkan pada sejumlah masalah kesehatan, terutama soal kualitas ketersediaan pelayanan kesehatan yang masih harus terus dibenahi dan ditingkatkan serta penyediaan gizi yang memadai. Kita masih menghadapi permasalahan serius soal gizi ganda, yakni balita kekurangan gizi berupa stunting serta kelebihan gizi yang menyebabkan obesitas.
Disaat dunia kini dan sebagian daerah di Indonesia bersiap memasuki era revolusi industri 4.0 (Four Point Zero) era digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation, sebagian rakyat kita di Kalimantan Tengah masih sibuk mancari “signal” sampai ke bukit-bukit dan di atap rumah. Disaat dunia dan daerah lain mambahas pembangkit listrik energi terbarukan sebagai alternatif pengganti energi berbasis fosil, sebagian rumah penduduk kita masih gelap gulita tidak tercapai jaringan dan instalasi listrik. Disaat anak-anak dari belahan dunia dan daerah lain bermain-main dengan komputer dan program aplikasi di rumah dan sekolah, sebagian anak-anak kita hanya mengenalnya dari buku bergambar dan cerita ibu guru. Ketika tenaga pendidik dari negara lain sudah mengejar global competence sebagai salah satu kualifikasi dan kompetensi tenaga pengajar, kita masih berkutat pada masalah kekurangan guru dan mengejar sertifikasi.

Siapkah kita memanfaatkan bonus demografi ? Sisi pedang manakah yang akan kita hadapi nanti? Pada momentum peringatan Hari Ulang Tahun Ke-74 Kemerdekaan RI Tahun 2019 ini, saya mengajak dan menggugah Saudara-saudara sekalian, para Bupati dan Walikota, para pejabat politik, birokrasi, para tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dan tokoh perempuan untuk mempersiapkan anak-anak kita, para pelajar dan mahasiswa, generasi millenial kita, baik secara pribadi, bersama-sama pemerintah, swasta dan masyarakat agar masa-masa bonus demografi ini dapat kita antisipasi dengan baik untuk dijadikan peluang dan berkah bagi peningkatan kesejateraan masyarakat Kalimantan Tengah.
Peserta Upacara yang Saya Hormati. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Tengah menyatakan bahwa saat ini wilayah Provinsi Kalimantan Tengah memasuki musim kemarau. Kondisi cuaca demikian dan karekteristik geografi serta Topografi yang didominasi tanah gambut rentan terbakar sehingga petensi terjadi kebakaran sangat tinggi. Memasuki kondisi iklim yang ekstrim kami menghimbau Kepada semua lapisan masyarakat agar tidak membakar hutan dan lahan serta pekarangan.
Saya kembali mengingatkan kepada Saudara Bupati/Walikota dan jajaran sebagai penyelenggara pemerintahan di daerah dan sebagai penanggungjawab utama penanggulangan bencana di wilayahnya, agar segera mengaktifkan Pos Komando (Posko) Terpadu tingkat Kabupaten/Kota dan diikuti oleh Posko-Posko di masing-masing tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan, mencermati dan mewaspadai wilayah-wilayah yang rawan terjadinya kebakaran melakukan deteksi dini dan pemadaman dini kebakaran hutan, lahan dan pekarangan dengan mengerahkan sumberdaya yang ada.
Demikian beberapa hal yang kami sampaikan, mari kita syukuri nikmat kemerdekaan ini, kita isi dan pertahankan dengan membangun Sumber Daya Manusia Indonesia yang Unggul, berahklak mulia dan berbudaya, karena demikianlah cara kita berterima kasih yang benar kepada para pahlawan yang telah gugur memperebutkannya.
Sekian dan terima kasih,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Dirgahayu Republik Indonesia yang Ke-74 Merdeka……!
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
Ttd
H. SUGIANTO SABRAN

Setelah prosesi penutupan Upacara Bendera Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, Rektor berpesan, “Untuk menjadi generasi IAHN-TP Palangka Raya yang unggul tentu kita harus memiliki kepribadian yang berkarakter loyalitas. Loyal pada negara, bangsa, pemerintah, loyal pada satuan kerja dimana kita bertugas, pada segenap keluarga besar, dan loyal pada diri sendiri. Memiliki dedikasi untuk menjalankan kewajiban kepada Tuhan atau dunia abstrak dan dedikasi terhadap dunia nyata, terhadap dunia riil, sesama manusia, masyarakat, dan semua yang ada di lapisan bumi, alam sekitar, lingkungan hidup, serta semua komponen baik internal maupun eksternal.”
“Hal lain yang juga sangat penting untuk menjadi generasi unggul adalah meningkatkan prestasi. Prestasi ini bisa diraih secara individu maupun komunal atau kebersamaan. Sesuai kata Gubernur Kalteng, SDM yang unggul merupakan suatu investasi, dengan menjadi generasi unggul, kita mempunyai andil untuk memajukan IAHN-TP Palangka Raya menjadi kampus yang lebih maju di segala bidang,” pungkas Rektor.//sar//