Dialog Interaktif Mahasiswa

IAHN-TP News, Minggu (10/10), bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional, Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (IAHN-TP) Palangka Raya menggelar Dialog Interaktif Mahasiswa bertempat di Balai Basarah IAHN-TP Palangka Raya. Kegiatan ini dihadiri oleh BEM IAHN-TP Palangka Raya, DPM IAHN TP Palangka Raya, mahasiswa dari Fakultas Dharma Acarya, Fakultas Dharma Duta dan Brahma Widya, dan Fakultas Dharma Sastra.

Dialog Interaktif Mahasiswa - Sambutan oleh Rektor
Sambutan oleh Rektor

Mengusung tema “Implementasi Hari Pahlawan Mencetak Kader Hindu Masa Kini Yang Berjiwa Patriotisme”, kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Prof. Drs. I Ketut Subagiasta, M.Si., D.Phil selaku Rektor IAHN-TP Palangka Raya.

Dalam sekapur sirihnya Rektor menyampaikan pesan kepahlawanan bagi mahasiswa yang hadir. Beliau mengatakan hari pahlawan ini harus kita maknai sebagai hari perjuangan yang sarat makna kita semua ada karena perjuangan pendahulu bangsa ini.

“Jiwa-jiwa patriotisme harus selalu dikobarkan untuk memupuk semangat mencetak kader Pemimpin Hindu Yang akan menjadi pahlawan dharma khususnya,” ungkapnya.

Dialog Interaktif Mahasiswa - Penyampaian Materi oleh Presiden BEM
Penyampaian Materi oleh Presiden BEM

Fran Nandoe selaku Presiden BEM IAHN-TP Palangka Raya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor yang berkenan hadir pada acara tersebut, dijelaskan kegiatan tersebut digagas oleh keinginan bersama pengurus Orkesma yang sekaligus menjadi Speaker/Pembicara dalam kegiatan tersebut, yaitu Fran Nandoe (Presiden BEM), Gubernur Dharma Acarya Eko Susanto, Gubernur Dharma Sastra Meinisya,Gubernur DDBW Sri Pornia, dan Ketua DPM Jon Kipli.

Dialog interaktif mahasiswa yang dipandu oleh moderator Candra Wardana (Sekjen BEM) ini berlangsung selama 3 jam dan mendapat antusias penuh dari para peserta. Dalam kesempatan ini semua pembicara menyampaikan makna hari pahlawan untuk mencetak kader pemimpin hindu.

Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta dari mahasiswa yang bernama Bodutoni, menanyakan apa yang harus dimiliki mahasiswa di Era 4.0 Untuk mencetak kader pemimpin, Fran Nandoe menanggapi bahwa dalam era 4.0 Mahasiswa harus memahami makna perjuangan pendahulu “Jasmerah” jangan sekali-kali meninggalkan Sejarah.

“Mahasiswa masa kini harus menguasai teknologi dan mau membuka diri untuk menambahkan pengetahuan secara luas,” lanjut Fran.

Dalam Closing Statemen yang disampaikan oleh semua pembicara, poin penting yang menjadi Garis Besarnya adalah untuk memaknai hari pahlawan ini, bukan hanya kita laksanakan secara seremonial saja, akan tetapi bagaimana mengisi kemerdekaan yang diperjuangkan pendahulu khususnya bagi kader Pemimpin Hindu.//sar//