Bahagia Dalam Perspektif Filsafat Hindu

IAHNTPnews,- Program Studi Filsafat Agama Hindu Fakultas Dharma Duta dan Brahma Widya Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (IAHN-TP) Palangka Raya laksanakan kegiatan Sarasehan dengan mengusung tema “Bahagia Dalam Perspektif Filsafat Hindu”, Selasa (07/05/2024) bertempat di Aula Student Center.

Kegiatan ini dibuka secara langsung Dekan Fakultas Dharma Duta dan Brahma Widya Dr. I Wayan Salendra S.Ag.M.Si dan dihadiri oleh unsur pimpinan Fakultas Dharma Duta dan Brahma Widya serta undangan lainnya. Dalam sambutannya Dekan menyampaikan bahwa kebahagian merupakan tujuan semua manusia , dan untuk mencapai kebahagian tersebut tentu ada usaha dan upaya serta kerjakeras. kebahagiaan yang diharapkan bukan hanya sebatas kebahagian jasmani namun juga kebahagiaan rohani.
Dekan berharap dengan pelaksanaan sarahasehan ini mahasiswa mampu memahami arti kebahagiaan yang sesungguhnya.

Drs. I Ketut Soter M.Pd.H selaku Ketua Panitia mengatakan tujuan dilaksanakan kegiatan Sarasehan ini adalah untuk memfasilitasi mahasiswa dalam memperkuat kecakapan dan kemampuan diri dalam keilmuan filsafat Hindu. Serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisa isu-isu terkini dimasyarakat dan konsep-konsep kehidupan ideal dalam keilmuan filsafat Hindu.

Kegiatan di ikuti oleh 38 peserta dengan menghadirkan dua orang narasumber. Narasumber pertama Nyoman Sarma, S.Ag.,M.Fil.H dan Narasumber Kedua Luh Putu Mulyani Handayani, S.Fil.H.,M.Fil.H (Dosen IAHN-TP Palangka Raya Prodi Filsafat Hindu)

Pemaparan pertama oleh Nasumber Nyoman Sarma, S.Ag.,M.Fil.H dengan topik Bahagia Presfektif Advaita Vedanta. Dalam paparannya dikatakan bahwa Mendapatkan kebahagiaan adalah suatu kondisi yang sangat didambakan oleh hampir setiap orang di dunia ini. Untuk itu, bhakti, etika dan kerja yang benar harus menjadi pedoman. Advaita mengajarkan Doktrin Jivanmukti yaitu kebahagiaan diperoleh dengan cara merealisasikan Brahman dalam hidup ini, dengan menghilangkan avidya.

Sarma juga menjelaskan bahwa ciri hidup Bahagia yakni Optimis. Orang yang optimis biasanya cenderung lebih mampu untuk menentukan target dan tujuan hidupnya. Selalu Bersyukur adalah wujud bakti kepada Tuhan atas anugrah yang diberikan. Orang yang riang gembira senantiasa bahagia.

Dalam Paparan Materi yang disampaikan oleh LP Mulyani Handayani disampaikan bahwa penyebabkan terwujudnya kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan hidup umat manusia terdiri dari :
1. Asih (Kasih Sayang) Perilaku asih adalah perilaku menyayangi, mengasihi seluruh makhluk hidup dan juga peduli lingkungan.
2. Punia (Pengorbanan/Pemberian yang Tulus Ikhlas) Perilaku punia adalah perilaku saling menolong kepada sesama untuk menumbuhkan cinta kasih,
3. Bhakti (Dharma Bhakti) Perilaku bhakti adalah perilaku hormat dan menyayangi.
Penerapan asih dan punia bentuk kebahagiaan yang terbentuk dalam hubungan kepada alam dan manusia begitu juga bhakti pada umumnya sebagai bentuk wujud kasih sayang pada Tuhan atau terlaksananya tugas manusia secara vertical implementasi dari Swadharma.

lebih lanjut Luh Putu menjelaskan bahwa setelah manusia menemukan rasa senang, tenang dan tenteram maka lahirlah rasa Bahagia. Rasa Bahagia yang ada dalam diri manusia memiliki frekuensi yang sama dengan bentuk Bahagia rohani Tuhan (Sad Cid Ananda Wigraha) frekuensi rasa Bahagia ini akan bertemu dalam diri menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai bentuk kesempurnaan. Koneksitas frekuensi inilah yang menimbulkan kebahagiaan sejati, yaitu penyatuan atman dan brahman atau moksa.

Penulis Berita:  Mahdina Rahmadani

Editor: I Kadek Agus Yadnya