IAHNTPnews,- Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (IAHN-TP) Palangka Raya menggelar Persembahyangan Hari Raya Pagerwesi yang berlangsung di Balai Basarah IAHN-TP pada Rabu (12/02), persembahyangan dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor III, Kepala Biro AUAK, dosen dan tenaga pendidik, serta mahasiswa IAHN-TP. Acara ini menjadi momentum spiritual yang memperkuat nilai-nilai keagamaan dan intelektual bagi seluruh sivitas akademika.
Dalam sambutannya, Rektor IAHN-TP, Dr. Mujiono,S.Ag.,M.Ag menyampaikan bahwa ketaatan kepada Tuhan, disiplin dalam pemujaan, serta kebiasaan berdoa adalah bagian dari sifat dan karakter religius seseorang. “Religius tidak hanya dilihat dari penampilan luar, tetapi bagaimana seseorang dapat disiplin dalam pikiran, ucapan, dan tindakan. Sikap religius yang sejati adalah senantiasa bersatu dan menyatukan diri dengan Tuhan dan alam semesta,” ujar Rektor.
Rektor juga menjelaskan makna Hari Raya Pagerwesi. Kata “Pager” dikonotasikan sebagai pagar atau alat pelindung, sementara “Wesi” berarti besi, yang melambangkan kekuatan. Pagerwesi memiliki keterkaitan erat dengan Hari Saraswati karena ilmu pengetahuan merupakan pelindung utama manusia. “Negara akan kuat jika rakyatnya memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi. Demikian pula individu akan menjadi kuat secara ekonomi dan sosial jika memiliki wawasan dan keterampilan yang luas,” tambahnya.
Dalam Dharmawacana yang disampaikan oleh Enggraeni,S.Ag.,M.Si beliau menekankan pentingnya iman sebagai benteng diri. “Filosofi Pagerwesi mengajarkan kita bahwa iman adalah batas dan pelindung, seperti pagar yang melindungi rumah. Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, kita harus tetap membentengi diri dengan nilai-nilai keagamaan agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa membangun benteng diri dapat dilakukan melalui kegiatan keagamaan seperti Basarah dan membaca Panaturan. “Dengan ilmu pengetahuan, kita dapat keluar dari kegelapan. Semakin kuat ilmu yang kita miliki, semakin jauh kita dari godaan dan ketidakpastian hidup,” ujarnya.
Perayaan Pagerwesi di IAHN-TP ini menjadi pengingat bagi seluruh peserta akan pentingnya keseimbangan antara spiritualitas dan ilmu pengetahuan sebagai kunci utama dalam menghadapi tantangan kehidupan.//mr//