Panca Yajna

Panca Yajna.
Oleh I Ketut Subagiasta.

Angayubhagya sedharma mogi sehat rahayu selalu. Topik sajian adalah Panca Yajna. Secara filosofis Panca Yajna artinya lima persembahan yang suci nimala oleh umat Hindu. Keluarga Hindu dimanapun bertempat tinggal wajib melakukan Lima persembahan suci nirmala. Ada ajaran Panca Yajna pada sloka III-67 dan pada sloka III-70 sebagai berikut.
Kutipan sloka III-67 pada pustaka suci Manawadharmsastra, seperti slokanya di bawah ini. Mari camkan dan maknai denga hening.
“वैवाहिके ऽग्नौ कुर्वीत गृह्यं कर्म यथाविधि
पञ्च यज्ञ विधानं च पंक्तिं चान्वाहिकीं गृही
vaivāhike ’gnau kurvīta gṛhyaṁ karma yathāvidhi
pañca yajña vidhānaṁ ca paṁktiṁ cānvāhikīṁ gṛhī
Artinya:
Dengan menyalakan api suci dalam upacara perkawinan seorang kepala rumah tangga akan melakukan sesuai dengan hukum-hukum yang ada upacara keluarga dan upacara pañca yajña dan dengan demikian ia memasak nasinya sendiri”.
Adapun makna Panca Yajna pada keluarga Hindu atau Masa Grhastha atau membina rumah tangga. Setiap keluarga Hindu memiliki Tri Rna atau tiga hutang secara kerohanian yang dibayar dengan pelaksanaan Yajna, seperti : Dewa Rna dibayar dengan Dewa Yajna, Resi Rna dibayar dengan Resi Yajna, dan Pitra Rna dibayar dengan Manusa Yajna, Pitra Yajna dan Bhuta Yajna. Kepala Keluarga Hindu dan segenap anggota keluarga memiliki kewajiban suci untuk melaksanakan Panca Yajna yang tujuannya agar kehidupan keluarga menjadi selamat, rahayu, sehat, bahagia, dan sejahtra. Kewajiban keluarga untuk melaksanakan Panca Yajna, seperti: Tri Sandhya, Yajna Sesa, Masegeh, mendidik Putra-Putri untuk tekun belajar menjadi anak Suputra-Suputri atau Sadhu Gunawan, Melaksanakan Upacara untuk Sanak Keluarga, Upacara Mewinten dan tahapan berikutnya sesuai Sasana, Upacara Ngaben jika orang tua setelah meninggal dunia. Intinya bahwa setiap keluarga Hindu memiliki kewajiban untuk beryajna sesuai desa, kala, patra atau sesuai tradisi atsu Sima setempat. Pelaksanaan bersifat moderat yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing keluarga Hindu atau disesuaikan dengan tingkat biasa atau Kanistha, tingkat menengah atau Madhya, dan tingkat sesuai kemampuan lebih besar atau Uttama. Intinya dengan dasar suci bahwa keluarga Hindu secara moderat melaksanakan Panca Yajna untuk terwujud keluarga yang Sukhinah atau keluarga bahagia sejahtra, caranya tetap bhakti untuk beryajna yang nirmala, seperti: Dewa Yajna, Resi Yajna, Manusa Yajna, Pitra Yajna, dan Bhuta Yajna. Camkan dan maknai sloka III-67 pada pustaka suci Manawadharmasastra seperti kutipan sloka dan paparan sekilas, semoga terwujud Keluarga Hindu yang tentram, damai, rukun, rahayu, bahagia, dan sejahtra. Beryajna secara moderat agar Agama Hindu tetap ajeg, lestari sampai ke masa depan. Agama Hindu semakin berkembang dan pemeluk Hindu tetap cinta Hindu sepanjang masa.
Kemudian pada sloka III-70 tentang Panca Yajna sesuai kutipan slokanya berikut ini.
“अध्यापनं ब्रह्म यज्ञह् पितृ यज्ञस्तु तर्पणम्
होमो दैवो बलिर्भौतो नृयज्ञो ऽतिथि पूजनम्
adhyāpanaṁ brahma yajñah pitṛ yajñastu tarpaṇam
homo daivo balirbhauto nṛyajño ’tithi pūjanam
Artinya:
Mengajarkan dan belajar adalah yajña bagi brāhmaṇa, upacara menghaturkan tarpana dan air adalah kurban untuk para leluhur, upacara dengan minyak susu atau empehan adalah kurban untuk para Dewa, upacara bali, adalah kurban untuk bhuta dan penerimaan tamu dengan ramah adalah kurban untuk manusia”.
Adapun pembagian Panca Yajna sebagai berikut.
1. Brahma Yajna atau Resi Yajna artinya belajar dan mempelajari ajaran suci Weda. Maknanya bahwa umat Hindu memiliki kewajiban untuk belajar dan berguru atau Aguron-guron sesuai Resi Sasana atau tata tertib berguru kepada Acarya atau Guru Nabe dan Sisya Sasana atau tata tertib belajar oleh para Sisya atau peserta didik.Ada Upacara Diksa Pariksa atau Upacara Dwijati untuk menjadi Sulinggih atau Sadaka pada Upacara Resi Yajna.
2. Pitra Yajna artinya upacara kematian yang dipersembahkan sesajen Tarpana yang disebut Upacara Ngaben atau Upacara Tiwah atau Upacara Wara atau Upacara Nyorat bagi umat Hindu Kaharingan di Kalimantan Tengah.
3.Homa Daivo Yajna atau Dewa Yajna, persembahan suci kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berbagai manifestasi-Nya. Ada Upacara Pujawali atau Piodalan, Persembahan Tri Sandhya, menghatur minyak susu atau empehan, dan sejenisnya sarana Yajna sesuai Desa Kala Patra.
4. Balibhaurta atau Bhuta Yajna artinya persembahan Bali atau Masegeh, Caru atau Tawur kepada Para Bhuta untuk menetralisir atau mengharmoniskan kekuatan alam semesta.
5. Nriyajna atau Manusa Yajna, maknanya persembahan yang suci terhadap sesama manusia, penerimaan tamu atau Atithi Puja, ada jenis upacaranya mulai upacara Vivaha, Upacara Magedong-gedongan, Upacara Dapetan, Upacara Kepus Puser, Upacara Tutugkambuhan, Upacara Tiga Bulanan, Upacara Ngotonin, Upacara Rajasvala atau Upacara Munggah Daha, Upacara Mapandes atau Upacara Potong Gigi atau Upacara Metatah, upacara Vivaha, dan Upacara Pawintenan.
Denikian sajian tentang Panca Yajna seperi Dewa Yajna, Resi Yajna, Manusa Yajna, Pitra Yajna, dan Bhuta Yajna yang dipersembahkan atas dasar suci nirmala untuk tujuan keluarga Hindu yang sehat, rahayu, bahagia, dan sejahtra atau terwujud keluarga Sukhinah yang moderat. Semoga sajian ada manfaatnya buat sedharma. Ksamasvaman. Ksama ca Ksami. Rahayu. Svaha. Sahey. Om Santih Santih Santih Om.

Palangka Raya, 16 Desember 2022.