MAHASISWA IAHN TP PALANGKA RAYA JUARA I

Foto Bersama Kepala Dinas Pariwisata (Tengah) saat Menerima Fiala (dok. Humas)

MAHASISWA IAHN TP PALANGKA RAYA
RAIH JUARA I KARNAVAL BUDAYA TINGKAT PERGURUAN TINGGI DALAM FESTIVAL BUDAYA ISEN MULANG 2019

IAHN-TP news,- Tradisi Tari Babukung seringkali hanya dikenal sebatas pertunjukan seni produk asli masyarakat adat Dayak. Warisan nenek moyang yang ada di Bumi Kalimantan. Tradisi Babukung ternyata memiliki makna filosofis yang sangat tinggi utamanya dalam pergumulan masyarakat adat Dayak dengan kepercayaan Hindu Kaharingan.

Menurut Drs. Ambau seorang tokoh Hindu Kaharingan di Kota Palangka Raya, menyebutkan beberapa makna yang terkadung dalam kegiatan ritual Tari Babukung sebagai sebuah tradisi masyarakat adat Dayak dengan kepercayaan Hindu Kaharingan. Yakni, saling membantu keluarga korban yang ditinggal mati, yang dituangkan dalam bentuk menghibur orang yang bersedih ditinggal keluarga yang meninggal dengan tarian-tarian lucu.

Mahasiswa IAHN-TP Palangka Raya raih Juara I Karnaval Budaya
Foto Saat Wawancara dengan Tokoh Hindu Kaharingan Kota Palangka Raya (Dok. Humas)

“Makna pertama yakni menghibur. Dengan keunikan berbagai topeng, si penari berupaya keras untuk menampilkan atraksi selucu dan semenarik mungkin, mulai dari balutan kelucuan rupa, bentuk, corak topeng maupun gerakan tarinya, sehingga si keluarga yang ditinggal mati tidak lagi bersedih,” Ungkap Ambau.

“Makna Kedua yakni Makna Religius. Dikatakan religius karena tari Babukung diyakini mampu menghantarkan sang roh dapat dengan lancar sampai ke tempat Lewu Bukit Pasahan Raung (Alam Kubur). Sehingga, tradisi seni Babukung biasa disebut sebagai tradisi penghantar kematian,” Jelasnya.

Mahasiswa IAHN-TP Palangka Raya raih Juara I Karnaval Budaya
Foto Peserta FBIM Mahasiswa IAHN TP Palangka Raya (Dok. Humas)

Festival Isen Mulang yang dilaksanakan hari Selasa, 18 Juni 2019, Mahasiswa IAHN TP Palangka Raya turut serta berpartisifasi dalam kegiatan dimaksud dengan mengusung tema Babukung.
Fran Nandoe (Pres BEM) mengungkapkan bahwa Babukung yang ditampilkan adalah seni pertunjukan. Sehingga murni mengambil intisari dari sisi seni dan budayanya, tidak pada sisi kesakralan pelaksanaan tradisinya. Sehingga, yang ditonjolkan salahsatunya adalah seni ukir, koreografi, keunikan kostum, iringan musik dan lain sebagainya”, ungkap Fran.

Mahasiswa IAHN-TP Palangka Raya raih Juara I Karnaval Budaya
Foto Tari Babukung oleh Mahasiswa IAHN TP Palangka Raya (Dok. Humas)

“Festival Isen Mulang dalam rangka HUT ke-62 Provinsi Kalteng diikuti oleh 98 peserta dari tingkat Umum, Pelajar, Mahasiswa, SOPD. Peserta yang mewakili Mahasiswa IAHN TP Palangka Raya berjumlah 180 orang dengan dosen Pendamping sebanyak 12 Orang. Mahasiswa melewati tribun kehormatan sekitar pukul 17.00 WIB dan tiba difinish sekitar pukul 19.00 WIB, meski diguyur hujan yang sangat lebat Mahasiswa dan Dosen Pendamping tetap melanjutkan hingga garis finish”, tutur Fran Nandoe.

IAHN TP Palangka Raya meraih Juara I setelah melewati finish dengan total nilai 1800, disusul oleh Universitas Palangka Raya sebagai Juara II. Fran  Nandoe selaku Presiden BEM mengucapkan terimakasih kepada Seluruh Unsur Pimpinan Lembaga IAHN TP Palangka Raya, yang telah mendukung secara moril maupun materil semua kegiatan yang dilaksanakan oleh BEM sehingga berhasil meraih juara.

Mahasiswa IAHN-TP Palangka Raya raih Juara I Karnaval Budaya
Foto Bersama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Kalteng saat Menerima Fiala (dok. Humas)

Rektor IAHN TP Palangka Raya melalui Wakil Rektor III (Budhi Widodo, SH., M.H) mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih kepada Tim Pawai Budaya Isen Mulang Mahasiswa IAHN TP Palangka Raya yang telah bekerja keras, penuh kekompakan sehingga membuahkan hasil yang maksimal, terkhusus kepada mahasiswa baru yang dengan semangat dan disiplin ikut berperan dalam pawai meskipun sampai ada 2 mahasiswa yang pingsan karena kecapekan dan kedinginan. Lebih lanjut WR III berpesan kepada Mahasiswa IAHN TP agar tradisi Juara Pawai Budaya IAHN TP ditahun tahun ke depan harus tetap dipertahankan”, Pungkas Budhi.